Skip to main content

Apa yang harus dilakukan?


Pertanyaan ini muncul saat pertama kali akan menulis, bingung mau menetukan topik apa yang harus ditulis dan harus melakukan apa. Saat menulis ini pun saya sebenernya juga belum tau akan menulis seperti apa, jadi yang saya lakukan adalah mencoba menulis aja dulu, nanti baru kita pikirkan apalagi yang mau ditulis setelah ini. Tiba-tiba sewaktu saya baru saja berfikir mau menulis apa terlintaslah dalam pikiran tentang buku NFQ. Inilah kehebatan dari sebuah otak manusia yang tersusun dari berjuta-juta syaraf yang saling memeberikan stimulus, maka baru saja dipikirkan maka begitu banyak yang terlintas jadi kali ini saya akan membahas tentang buku NFQ, kalau ada yang masih bertanya-tanya bang yusran NFQ itu apa ya? Tenang nnti akan dijelaskan mahluk jenis apakah itu. Baiklah simak baca dan teliti, tapi jika banyak kata-kata atau kalimat yang serasa jangal untuk dibaca saya mohon maaf ya, soalnya ini merupakan tulisan pertama saya (*khusus untuk tema tulisan yang mengarang bebas, santai dan sedikit lebay, hehe) . Eh seinget-inget ini bukan yang petama juga sih, dulu pernah mengarang waktu masih duduk di bangku sekolah dasar dan menengah (Min dan MtsN) tapi kalimat awal pembukanya pasti “Pada suatu Hari”, “seketika itu” “pagi hari itu” dan kawan-kawannya. Tapi kalau tulisan kali ini sedikit berbeda sih. Di awali dengan kata-kata “Termotivasi” Hehehe, Baiklah dariapada terlalu panjang  mukaddimahnya lebih baik langsung dibaca aja ya resensi sekaligus mereferensikan buku ini buat anda baca nantinya. :D  (sedikit lebay rasanya, hehe)

Sambil baca tulisan ini yuk kita ngopi dulu :D

Termotivasi dengan sebuah buku karangan Assad berjudul Notes From Qatar saya jadi bersemangat juga untuk mulai menulis juga. Thanks brother Assad telah memberikan pencerahaan kepada generasi muda bangsa calon pemimpin masa depan Indonesia. Sebelum mulai membaca tulisan assad rasanya saya seakan-akan sedang terpuruk oleh berbagai situasi dan tekanan hidup (padahal cuma lagi ngerjaiin skripsi doing, hehe), tapi masa-masa terpuruk sudah lewat dan sekarang timbul secercah harapan untuk berubah dan melesat bagaikan anak panah yang keluar dari busurnya. Ini bermula 4 hari yang lalu saat menumkan buku NFQ ini di rak perpustakaan saat sedang mencari-cari buku referensi skripsi. Awalnya sih males bacanya karena bacaan skripsi aja masih banyak untuk dibaca, tapi akhirnya saya ambil juga, hehe. Selanjutnya sudah hampir 4 hari setelah saya membaca dan saya memutuskan untuk keluar dari zona zaman. Seperti mulai bangun cepat, mandi pagi hari dan bersiap-siap menuju perpustakaan. Yah perpustakaan. ini menjadi tempat atau rumah kedua dimana para mahasiswa semester akhir seperti saya sering mengahbiskan waktu untuk mencari referensi agar cwpat-cepat bisa menyelesaikan skripsi.
Buku Notes From Qatar Edisi 1 dan 2 Karya Assad

Tapi tidak untuk beberapa hari ini, tujuan saya keperpustakaan hanya untuk menikmati dan membaca tulisan Assad dalam buku yang berjudul NFQ (Notes From Qatar). Edisi pertama telah habis dibaca hanya dalam tempo 2 hari, ini merupakan lompatan dalam sejarah membaca tercepat saya, kalau biasanya buku model begini saya habiskan bisa-bisa memakan waktu semiggu lebih, tapi kali ini berbeda. Hanya 2 hari I am finish read this book kini tinggal buku yang kedua yang akan saya baca. Dari buku yang pertama saya banyak belajar bahwa untuk bisa tumbuh dan berkembang kita harus keluar dari zona zaman kalau kata assad yang jago bahasa inggris dan arab kira-kira seperti inilah “there is no growth in comfort zone and there is no comfort in a growth zune. I must leave my comfort zone to grow”.

Membacanya menumbuhkan kesadaran dan semangat bahwa dimasa depan saya harus bisa melebihi sosok seorang assad. Dan mungkin dikemudian hari kita bisa menjadi pemimpin baik jadi seorang gebernur, menteri bahkan menjadi seorang presiden. Tidak ada yang mustahil untuk dicoba, dan hasil tergantung dari usaha kita saat ini. Hanya bermodalkan yakin, tekad, usaha, tawakal, do’a dan sedekah Insya Allah semua yang ke inginkan bisa terwujud dikemudian hari. Yang penting nikmati segala sesuatunya sebagai sebuah proses. Bercermin dari sosok seorang assad saya mengira bahwa mungkin banyak hal yang telah dilewatinya baik suka maupun duka, sehingga bisa berhasil menjadi sosok yang membanggakan, dekat dengan banyak orang, disenangi banyak kalangan, mulai dari birokrat, artis, maupun samapai para ustazd sekaliber ustadz yusuf Mansur yang juga merupakan sosok idola saya. Sebab Ustzd yusuf Mansur dengan segala konsepnya, mulai dari konsep matematika sedekah, konsep matematika halal haram, sholawat, dan tentunya juga berbagai konsep-konsep lannya yang di interprestasikan ustad yusuf Mansur melalui al-qur’an dan hadis ditambah pembawaan yang sedikit kocak tapi street the point. Membuat hati menjadi tentram dan semakin termotivasi untuk terus berbuat kebaikan. Yang penting kalau kata ustazd yusuf Mansur “Allah dulu, Allah lagi dan Allah terus” kalimat yang sangat yang powerfull.

Baiklah, kembali lagi ke assad yang memiliki pembawaaan yang honest, humble dan helpfull, saya jadi berharap suatu saat bisa berjumpa dengannya, Semoga ketika sudah ketemu Assad belum banyak berubah ya, dan tidak sombong. Pinginnya nnti bisa lama berbicara dan atau sharing-sharing seputar entrepreneur, mana tau nanti diajak buka usaha bareng, hehehe

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih banyak bagi yang telah membaca tulisan yang tak seberapa in walaupu tulisan ini sebenernya agaka lebay tapi jangan bosan-bosannya untuk terus membaca tulisan-tulisan yang lainnya ya. Salam hormat dari saya, :)



Comments

Popular posts from this blog

Tata Upacara dalam Keprotokolan, Edisi #3

Pasukan Pengibar Bendera Merah Putih di Upacara HUT Kemerdekaan RI (sumber foto :setneg.go.id) Selamat datang para pembaca setia blog “Setiap Langkah Membawa Makna”. Kali ini penulis akan membahas mengenai tata upacara dan penghormatan dalam keprotokolan. Baca juga tulisan sebelumnya Mengenal Dasar-dasar Keprotokolan#1 dan Pemberian Tata Tempat #2 . Berbicara mengenai upacara tentu kita semua sudah sering mengikuti upacara, bahkan sejak duduk di bangku SD. Mulai dari upacara memperingati hari kemerdekaan, upacara sumpah pemuda, hari pendidikan bahkan upacara setiap senin pagi. Mengingat seringnya kita mengikuti upacara, ini bisa diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang untuk memperingati sesuatu atau karena diadakan acara tertentu. Upacara dalam acara kenegaraan dan acara resmi dapat berupa upacara bendera atau bukan upacara bendera. Menurut tata pelaksanaan keprotokolan, upacara bendera adalah kegiatan pengibaran atau penurunan bendera mera

Pemberian Posisi Tata Tempat dalam Keprotokolan #2

Setelah  mengenal dasar-dasar landasan hukum terkait   Keprotokolan  ditulisan sebelumnya. Kali ini penulis akan berbagi mengenai bagaimana sebenarnya urutan tata tempat diberikan kepada sesesorang menurut kedudukan atau jabatannya. Tata tempat pada hakekatnya mengandung unsur-unsur siapa yang berhak lebih didahulukan dan siapa yang mendapat hak menerima prioritas dalam urutan   tata   tempat.    Orang   yang   mendapat   tempat   untuk   didahulukan adalah seseorang karena jabatan, pangkat atau derajat di dalam pemerintahan atau masyarakat. Berikut adalah aturan dasar yang diatur dalam Permensesneg Nomor 13 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Keprotokolan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pertama , orang yang berhak mendapat tata urutan yang pertama adalah mereka yang mempunyai urutan paling depan atau paling mendahului.  Jika tempatnya menghadap meja, maka tempat utama adalah yang menghadap ke pintu keluar dan tempat terakhir adalah tempat yang pal