Sabang adalah sebuah kota nan indah
yang terletak di ujung barat Indonesia, memiliki beragam tradisi dan kebudayaan.
Masyarakat yang terdiri dari beragam suku telah membaur menjadi satu dalam
tatanan kebhinekaan.
Perbedaan dan keberagaman adalah
anugrah yang wajib kita syukuri. Sebagaimana firman Allah dalam ayat suci
Alquran “Tidaklah manusia di ciptakan berbeda-beda untuk saling kenal mengenal Hai
manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. al-Hujurat [49]: 13)".
Ini menjadi pondasi awal semangat
perjalanan para peserta Komunitas Bela Indonesia (KBI Aceh) dalam Booth Camp ke
Kota Sabang. Dengan mengangkat tema “Membangun
narasi toleran, menyemai keberagaman, menolak radikalisme dan extremism kekerasan”.
Sabang adalah kota yang menggambarkan sebuah miniatur keberagaman dari Indonesia.
Kota damai nan indah yang tak pernah merasakan gejolak kekerasan konflik antara Gerakan
Aceh Merdeka dan Indonesia. Maupun terjangan Tsunami ditahun 2004 silam yang
bahkan hampir meratakan daratan di sebagian Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi
Aceh.
Pelayaran Menuju Kota Sabang |
Pagi ini, Kapal Fery membawa kami
dari pelabuhan ulhee-lheu Banda Aceh menuju Kota Sabang, Bertepatan saat
berlangsungnya acara Khanduri Laot Festival 2019 yang dibuka 30 Maret s.d 1
April 2019. Festival ini sendiri menandakan kaya nya khasanah budaya lokal yang
kita miliki. Sebuah acara tahunan dimana tradisi pesisir ini ditampilkan dalam
sebuah pentas yang menggambarkan kehidupan nelayan di pesisir yang mencari ikan
dilautan.
Boat Para Nelayan yang Memeriahkan Gelaran Khanduri Laot Festival 2019 (Source:@pesonaid_travel /Kima Haulussy) |
Rangkaian acara yang apik dibalut
dengan berbagai kreasi tarian serta pergelaran musik Aceh dan dikolaborasikan
dengan alat-alat tradisional Aceh. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya
merawat dan melestarikan budaya sebagai ajang aktualisasi cinta akan kekayaan
yang kita miliki.
Persatuan Indonesia sebagai sila
ketiga dari pancasila yang menjadi falsafah bangsa tercermin dan ter-implementasi
dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat disini. Beragam suku, etnis, bahkan warga negara asing turut menikmati dan menyatu
padu dalam rangkaian kegiatan #khandurilaotfestival2019. Inilah sepenggal narasi pancasila dari ujung negeri tercinta, Indonesia.
#KhanduriLaotFestival2019 #KLF2019
#Sabang #KBI_ACEH
Terimakasih atas catatan inspirasi ini
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir, semoga bermanfaat ya :D
DeleteWah, asyik ya. Sekali merangkul dayung dua pulau terlampaui Sabang dan Rubiah 😁
ReplyDeleteSabang memang asyik, sekali berlayar, semua tempat bisa disinggahi. Terima kasih perawat traveler sudah mampir ke blog ini :')
Delete