Skip to main content

Mari Gunakan Hak Pilih di #PestaDemokrasi2019

Pemandangan lautan luas yang membentang menemani sepanjang perjalanan kali ini. Berangkat dari Banda Aceh menuju Kota Sabang Minggu (14/04) pukul 14.30 WIB. Terdengar 3 kali bunyi suara peringatan, satu persatu tali pengikat dilepaskan, kapal mulai berpisah dari dermaga. Menandakan Kapal KMP BRR siap berlayar.

Tujuan kepulangan hari ini adalah untuk  menggunakan hak suara di pesta demokrasi lima tahunan. Wajib bagi kita untuk turut berpartisipasi menyuarakan suara untuk menentukan arah kebijakan bangsa kedepan.

Menilik lebih dalam, saat ini banyak bermunculan calon anggota legislatif yang mungkin kita familiar dan kenal. Selain itu, caleg-caleg pendatang baru juga cukup banyak bermunculan. 

Rata-rata calon mungkin track and recordnya juga telah kita ketahui. Sebab Sabang itu kecil, sebuah kota yang terletak di bagian ujung barat Indonesia ini hanya terdiri dari 2 Kecamatan dan 18 Gampong. Jadi tak heran hanya berkisar kurang lebih 300 suara kemungkinan sudah mendapatkan "satu kursi patah" untuk tingkat DPRK di Kota Sabang.

Oleh karena itu, agak miris nantinya ketika telah terpilih dan di lantik dengan sumpah jabatan ternyata hasilnya masih sama saja. Masing-masing mementingkan kepentingan pribadi dan golongan diatas kepentingan rakyat. 

Mungkin sudah hal yang lumrah melihat hal ini terjadi baik tingkat pusat, provinsi maupun daerah. Sebagian dari mereka hanya berorientasi pada profit bukan semata-mata untuk mengabdi dan menghasilkan qanun-qanun (peraturan) yang bermanfaat.

Jika anda yang membaca catatan ini merupakan salah satu caleg maka ubahlah haluan anda menjadi tujuan atau cita-cita luhur serta mulia. 

Oleh karena itu, latar belakang pendidikan dan pengalaman sangat berpengaruh pada pola pikir dan mindset (sudut pandang) untuk menghasilkan turunan produk dan kebijakan yang bermutu dan bermanfaat positif bagi masyarakat. Bukan malah sebaliknya, menghasilkan produk kebijakan yang menguntungkan diri sendiri untuk mengembalikan modal pokok atau bagi para pemilik modal yang telah menggelontorkan anggarannya saat kampanye lalu.

Kini diakhir perjalanan angin sepoi-sepoi berhembus silih berganti. Duduk diatas kapal dengan pemandangan terbuka seakan menyejukkan hati.  Perjalanan selama satu jam setengah dengan kondisi cuaca dan ombak laut yang tenang tidaklah terasa.

Catatan kali ini mengajak kita semua untuk memilih calon yang berintegritas, jujur dan amanah. Jangan terjebak pada money politik. Gunakan hak suara dengan bijak, ingat setiap satu suara sangat penting untuk perubahan daerah dan bangsa ini.

Ayo Gunakan Hak Pilih Kita

Akhir kata, lihat track record calon dan jadikan tanggal 17 April 2019 sebagai langkah awal pondasi perubahan. Bermula dari TPS, suara kita untuk perubahan Indonesa yang gemilang.

#PemiluDamai #AngkatanPerubahan #PolitikCerdasBerintegritas

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Lebih Dekat Kegiatan Keprotokolan #1

Ada yang tau gak, sebenarnya apa kegiatan dari keprotokolan? Apa hanya sebatas master of ceremony yang membaca rangkaian kegiatan atau orang-orang yang mengatur tamu undangan di sebuah acara? Untuk lebih jelas, pada kesempatan kali ini penulis akan berbagi sedikit pengalaman kehumasan di Kementerian Sekretariat Negara khusunya mengenai keprotokolan yang secara langsung pasti bersinggungan dengan kegiatan di ring 1 presiden. Kementerian Sekretariat Negara RI (sumber foto, setkab.go.id) Kegiatan protokol sebenarnya tidak terbatas hanya pada tata tertib acara, tamu undangan dan MC. Tetapi cakupannya lebih luas dan meliputi 3 aspek utama yaitu tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan. Agar lebih resmi, penulis mengutip pengertian keprotokolan dari Undang-undang No. 9 Tahun 2010 Tentang Keprotokolan pada Pasal 1 Ayat (1) yaitu “Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi yang meliputi Tata Tempat,

Mengenal Awal Mula Masuknya Agama Islam dan Kerajaan di Aceh

Masjid Raya Baiturrahman Aceh P ermulaan Agama Islam Masuk ke Aceh Di pesisir timur utara pulau sumatera disana berada daerah yang bernama Perlak. Penduduknya telah mempunyai kemajuan-kemajuan, terutama dalam bidang pertanian dan perniagaan. Mereka telah dapat menghasilkan, selain dari pada bahan keperluan sehari-hari seperti padi, tebu, kelapa dan lain-lain dari tanaman muda, mereka telah sanggup pula menghasilkan bahan-bahan perniagaan seperti lada hitam, lada putih, damar, kemenyan, sutera, gading gajah, sumbu badak dan berbagai macam dari penghasilan hutan. Saudagar-saudagar dari daerah lain di kepulauan Indonesia, Siam, Malaka dan lain-lain negeri sering mendatangi untuk membeli hasil-hasil negeri Perlak. Dalam tahun 173 H/800 M datanglah sebuah kapal dari negeri “Atas Angin” (Arab, Baghdad, Parsi, Mesir atau India) ke Pelabuhan mereka yang disebut Bandar Perlak. Anak buah kapal itu sendiri dari para saudagar Muslim, pemimpinnya/nahkodanya bergelar Khalifah. Keadaan penduduk per