Hai apa kabarnya? Tulisan “Setiap
Langkah Membawa Makna” kali ini akan berbagi mengenai Istana Kepresidenan di Yogyakarta.
Baca juga terkait Balai KirtiMuseum Kepresidenan RI.
Istana Kepresidenan Yogyakarta atau
lebih dikenal dengan sebutan “Gedung Agung” terletak di pusat kota, lebih tepatnya berada di
ujung Jalan Ahmad Yani sebelum Jalan Mallioboro yang terkenal dengan
keramaiannya. Pas di depan Istana juga terdapat bekas benteng VOC Fort
Vredenburg yang bisa menjadi referensi objek wisata anda selanjutnya.
Istana ini tidaklah tertutup bagi
publik dengan pengamanan ketat seperti Istana Negara, Merdeka atau Istana di Bogor
yang menjadi kediaman Presiden. Didalam kompleks Istana terdapat berbagai
fasilitas, diantaranya sebuah Museum Kepresidenan dan perpustakaan yang
menyimpan berbagai benda koleksi penting dan literasi terkait dengan sejarah
perjalanan bangsa. Masyarakat umum bisa mengajukan surat untuk berkunjung atau
registrasi ditempat dengan meninggalkan KTP di Pos Penjagaan.
Museum Kepresidenan di Istana Yogyakarta |
Memasuki pintu gerbang utama kita
akan disambut oleh patung raksasa penjaga pintu “Dwarapala” Setinggi 2 meter
yang berasal dari sebuah biara Candi Kalasan. Kondisi lingkungan disekitar Istana
ini sangat asri, terdapat berbagai jenis tumbuhan dan pohon buah-buahan yang berasal
dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, terdapat beberapa jenis satwa dan
burung-burung yang dipelihara dan dirawat. Dipastikan kalau berunjung kamu
tidak akan bosan deh, apalagi kalau bisa mendapatkan kesempatan menginap di
Wisma Negara.
Dibalik keindahan arsitekturnya, Istana
ini ternyata memiliki sejarah perjalanan yang panjang. Sebagaimana mengutip dari
referensi Istana Kepresidenan Yogyakarta. Sejarahnya dimulai sejak jaman Belanda semasa
pemerintahan Residen Anthonie Hendriks Smissaert tahun 1823- 1825, yang
mengajukan gagasan bahwa perlu adanya sebuah gedung untuk tempat tinggal resmi
Residen. Pembangunan gedung tersebut dimulai pada bulan Mei tahun 1824, dikerjakan
oleh arsitek A. Payen, tetapi tertunda karena adanya Perang Diponegoro tahun
1825 – 830 sehingga pembangunannya selesai bulan Desember 1832.
Gedung Residen ini naik
fungsingya menjadi gedung Gubernur dengan adanya Staatsblad no 561 tertanggal
19 Desember 1927. Pada tahun 1867 rusak cukup berat karena gempa bumi. Kemudian
dipugar dan selesai tahun 1942, gedung ini digunakan untuk Tyookan Kantai.
Kemudian Pada Jaman Pemerintahan
Republik Indonesia, gedung ini direbut kembali dan dipakai untuk Kantor Komite
Nasional Indonesia (KNI) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada 6 Januari
1946 ibu Kota Republik Indonesia pindah ke Yogyakarta dan Gedung Agung ini
dipakai sebagai Istana Kepresidenan. (*sumber literasi berasal dari Istana
Kepresidenan Yogyakarta).
Gedung Agung - Yogyakarta |
Jika anda berkesempatan untuk menikmati
keindahan Yogyakarta, jangan lewatkan tempat satu ini ya, untuk mengenal
Indonesia lebih dekat lewat Istana. Semoga bisa menjadi referensi perjalanan anda
selanjutnya.
Wonderful Indonesia, Istana Kepresidenan RI , Yogyakarata
Info yg luar biasa.. pas baca serasa lagi ada disana 😂
ReplyDelete